Job Fair Bekasi Pasti Kerja Expo Dituding 90 Persen Hanya Formalitas: Pemkab Bekasi Akan Evaluasi

Ribuan pencari kerja memadati area job fair Beksi Pasti Kerja expo untuk mengincar 2.517 lowongan kerja yang ditawarkan berbagai perusahaan. Antusiasme tinggi dari para peserta menyebabkan kerumunan besar dan antrean panjang, yang membuat beberapa orang akhirnya tumbang.

Kericuhan acara Job Fair yang bertajuk Bekasi Pasti Kerja Expo 2025 di Kabupaten Bekasi menuai kritik dari sejumlah pihak.

Hal itu diungkapkan Netizen, setelah mendapati bahwa beberapa perusahaan peserta ternyata tidak benar-benar membuka lowongan kerja.

Polemik ini mencuat melalui unggahan akun TikTok @aangway_, akun itu menampilkan dokumentasi acara tersebut.

@aangway_

Niat dari rumah cari Loker di Jobfair, eh sampe sono jadi Ultras 🔥 #fyp #foryoupage #trending #infoloker #infolokercikarang #loker

♬ suara asli – Kuli derep – Kuli derep

Dalam kolom komentar, akun @si anak gen z, ia mengaku sebagai staf HRD di salah satu perusahaan, dirinya menuliskan bahwa mayoritas perusahaan hadir hanya untuk memenuhi kewajiban formalitas.

“Buat teman-teman, ini cuma info bukan nakutin or jatuhin mental kalian. aku salah satu staf hrd n 90% job fair seperti ini itu hanya formalitas karena perusahaan dipaksa oleh pemerintah untuk mengikuti kegiatan ini, padahal kita lagi ngga cari pekerja,” tulis akun tersebut yang dikutip terkenal.co.id.

Selain itu, akun tersebut juga menyatakan bahwa miris melihat kondisi para pencari kerja lantaran berada dalam terik panas matahari berdesak-desakan untuk mengatre di lokasi Jobfair.

“Liat begini sebenernya sakit hati, kasihan dan campur aduk tapi pihak perusahaan juga ngga bisa berbuat apa-apa dari pada harus bayar denda,” tulisnya.

Pernyataan tersebut sontak memancing reaksi beragam dari warganet lain. Banyak yang mengaku kecewa karena telah datang langsung ke lokasi dengan harapan mendapat pekerjaan, namun pulang tanpa kejelasan proses rekrutmen.

Lebih lanjut, akun itu menyarankan pencari kerja untuk menggunakan platform digital seperti JobStreet atau memperluas jaringan relasi, karena proses rekrutmen internal perusahaan saat ini lebih mengandalkan rekomendasi dari karyawan aktif.

“Saran aku kalau kalian cari loker paling akurat itu di jobstreet n aplikasi sejenis, tambah relasi juga karena pihak perusahaan kebanyakan menanyakan “REKOMENDASI” pada karyawannya dan pelamar “REKOMENDASI” tersebut persentase diterimanya 70% kalau emang skillnya sesuai dengan harapan perusahaan. jadi tetap semangat ya buat yang cari kerja,” tulisnya lagi.

Sementara itu, menanggapi polemik seputar pelaksanaan Job Fair Bekasi Pasti Kerja Expo yang dinilai sejumlah pihak hanya sebagai formalitas, Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Bekasi, Bobby Agus Ramadan, membantah tudingan tersebut.

Menurutnya, kegiatan job fair yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi benar-benar menyediakan ribuan lowongan kerja yang dibuka langsung oleh perusahaan.

“Job fair dinilai hanya formalitas? Itu tidak benar. Fix ada lowongan pekerjaan yang memang dibuka oleh perusahaan,” tegas Bobby.

Namun, Bobby mengakui bahwa pelaksanaan kegiatan ini masih perlu dievaluasi menyeluruh, terutama dalam hal teknis dan skema pelaksanaannya.

Selain itu, Ia menyoroti penggunaan sistem barcode yang sebenarnya sudah cukup memudahkan proses pendaftaran dan lamaran kerja.

“Sebenarnya pencari kerja tidak perlu datang langsung. Mereka bisa melamar lewat online hanya dengan memindai barcode melalui ponsel. Kalau memang prosedurnya seperti itu, kenapa harus dibuat offline? Kenapa tidak disebar saja barcode-nya?” ujarnya.

Bobby menilai, pelaksanaan job fair ke depan perlu dibagi dalam beberapa tahap untuk menghindari penumpukan peserta. Berdasarkan informasi yang ia terima, terdapat sekitar 2.517 lowongan pekerjaan, sementara jumlah pencari kerja yang hadir mencapai 25 ribu orang.

“Ke depan bisa dibagi per termin, per kawasan, atau per wilayah. Misalnya dibuka di tiga kecamatan, bahkan di tiap desa. Jadi tidak menumpuk seperti sekarang,” jelasnya.

Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menegaskan bahwa job fair tetap menjadi salah satu solusi pengetasan pengangguran di Kabupaten Bekasi, asalkan dieksekusi dengan lebih terarah dan tepat sasaran.

“Kalau untuk pengentasan pengangguran, jelas job fair ini solusi. Tapi memang masih banyak kekurangan. Nanti kami akan undang Disnaker untuk membahas kelanjutan program ini dan menyusun tahapan-tahapan perbaikannya,” pungkas Bobby.

Disini lain, masyarakat berharap ke depan kegiatan serupa dapat digelar dengan lebih transparan dan sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja yang riil, agar manfaatnya benar-benar dirasakan oleh para pencari kerja.

Selain itu, Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang meminta Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) untuk segera melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan Job Fair Expo “Bekasi Pasti Kerja”.

“Nanti mungkin perlu dibagi waktu kedatangannya. Jadi tidak semua datang bersamaan. Kasihan masyarakat, apalagi sampai pingsan,” ujar Ade dikutip terkenal.co.id.

Dengan demikian, Ade menyatakan akan melakukan evaluasi terhadap proses penjaringan tenaga kerja secara tatap muka. Sebagai antisipasi membludaknya pencaker di masa mendatang, Pemkab akan membuat skema pembatasan jumlah pengunjung dalam program Bekasi Pasti Kerja.

Ke depan, Pemkab Bekasi akan menambah kuota lowongan dengan menjalin silaturahmi ke perusahaan-perusahaan secara door to door dan melakukan konsolidasi dengan para pengusaha.

“Nanti kita panggil pimpinan kawasan atau perusahaan untuk menambah kuota atau datang dengan dibagi perwaktu, jadi supaya tidak ramai seperti ini. Kan kasian juga masyarakat,” terangnya.

Menurutnya, Job Fair Bekasi Pasti Kerja merupakan langkah konkret untuk menekan angka pengangguran di Kabupaten Bekasi.

“Pemerintahan saat ini yang menekan artinya serius untuk ketenagakerjaan. Dari 7 ribu perusahaan di Kabupaten Bekasi, dari beberapa kawasan yang ada, masyarakat Kabupaten Bekasi ada 3,2 juta jiwa artinya harus ada kontribusi. Saya minta libatkan warga berKTP Kabupaten Bekasi,” tandasnya.

Tutup