Pemerintah Pastikan Ketersediaan Pangan Utama Aman hingga Akhir 2025

Iliustrasi beras

Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) memastikan ketersediaan komoditas pangan utama seperti beras, jagung, dan daging berada dalam kondisi aman dan cukup hingga akhir tahun 2025. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi.

Dalam pernyataannya, Arief menegaskan bahwa neraca pangan nasional secara keseluruhan masih menunjukkan surplus.

“Evaluasi menyeluruh terus dilakukan terhadap ketersediaan dan kebutuhan pangan sebagai dasar dalam penyesuaian kebijakan nasional,” ujarnya dikutip dari IDX Channel, Minggu (18/5/2025).

Surplus Produksi Beras

Untuk komoditas beras, pemerintah memproyeksikan stok akhir tahun akan mencapai 10,23 juta ton. Selama semester pertama 2025, produksi beras mencatatkan surplus sebesar 3,33 juta ton, meningkat drastis sebesar 128 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Dengan cadangan beras pemerintah (CBP) mencapai 3 juta ton, Arief memastikan bahwa kondisi perberasan nasional tetap stabil. Namun demikian, ia mengakui masih ada tantangan teknis yang harus diatasi, seperti rendahnya rendemen gabah yang hanya mencapai 50,45 persen serta kadar air tinggi sebesar 29,40 persen.

“Untuk itu, pemerintah akan terus mendorong edukasi panen yang baik serta meningkatkan sarana pascapanen,” ungkap Dia.

Pasokan Daging Cukup, Kurangi Impor

Ketersediaan daging sapi dan kerbau juga berada di atas kebutuhan nasional. Proyeksi pasokan mencapai 1,11 juta ton, sementara kebutuhan domestik berada di angka 766,9 ribu ton. Dengan demikian, stok akhir tahun diperkirakan sebesar 345 ribu ton.

Pemerintah juga mengambil langkah strategis dengan mengurangi impor daging beku sebanyak 100 ribu ton dan menggantinya dengan pengadaan 184 ribu ekor sapi bakalan hidup. Kebijakan ini bertujuan menjaga stabilitas pasokan serta menekan harga daging di pasaran.

Jagung Surplus, Harga Tetap Dijaga

Untuk jagung, ketersediaan hingga akhir tahun diperkirakan sebesar 20,48 juta ton, sementara kebutuhan nasional mencapai 14,85 juta ton. Stok jagung pada akhir 2025 diperkirakan menyentuh 5,63 juta ton.

Pemerintah juga terus melakukan penyerapan untuk menjaga kestabilan harga jagung agar tetap sesuai dengan harga acuan Rp5.500 per kilogram. Sementara itu, realisasi impor jagung untuk kebutuhan industri makanan dan minuman, termasuk pembuatan gluten dan pemanis, baru mencapai 350 ribu ton dari total izin impor sebanyak 900 ribu ton.

Arief menegaskan bahwa impor jagung industri hanya diizinkan dilakukan di luar masa panen raya guna melindungi hasil panen petani lokal.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, Bapanas optimistis bahwa ketersediaan pangan nasional dalam kondisi terjaga.

“Pemerintah berkomitmen untuk terus memantau dan menyesuaikan kebijakan agar ketahanan pangan tetap kuat di tengah tantangan global dan domestik,” ungkap Dia.

Tutup