Wapres Gibran: Stok Beras RI Tertinggi dalam 23 Tahun, Serukan Kedaulatan Pangan Nasional
Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka, mengungkapkan bahwa stok beras nasional saat ini telah mencapai lebih dari 3,1 juta ton, angka tertinggi dalam 23 tahun terakhir. Pernyataan tersebut disampaikan dalam video monolog berjudul Hilirisasi Pertanian: Swasembada Pangan dan Petani Naik Kelas yang diunggah melalui akun YouTube pribadinya, Sabtu (10/5/2025).
“Stok beras kita saat ini menyentuh lebih dari 3,1 juta ton, tertinggi selama 23 tahun terakhir. Serapan beras dari hasil panen petani periode Januari hingga Maret mencapai 719 ribu ton, juga tertinggi dalam 10 tahun terakhir,” ujar Gibran dikuti, Minggu (11/5/2025).
Dalam paparannya, Gibran menekankan pentingnya kekuatan sektor pertanian nasional di tengah tantangan global, seperti krisis pangan, konflik geopolitik, dan perubahan iklim. Ia mengingatkan bahwa pertumbuhan populasi dunia yang diprediksi mencapai 9,4 miliar jiwa pada 2045 akan berdampak langsung pada meningkatnya kebutuhan pangan global.
“Artinya, kebutuhan pangan di masa depan sudah pasti meningkat. Maka, kemandirian pangan adalah langkah strategis yang mutlak,” tegasnya.
Gibran menegaskan bahwa kedaulatan pangan tidak hanya sebatas produksi, namun mencakup keberlanjutan, efisiensi distribusi, serta nilai tambah dari hilirisasi produk pertanian. Ia menyebut bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk mencapai hal ini, dengan dukungan 28 juta petani, sumber daya alam yang subur, serta komoditas unggulan yang melimpah.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa pemerintah telah melakukan pembangunan infrastruktur pendukung secara masif. Hingga saat ini, 53 bendungan baru telah dibangun, dengan 45 di antaranya dimanfaatkan untuk irigasi, sehingga total ada 218 bendungan yang berfungsi mendukung pertanian.
Tahun ini, pemerintah juga mengalokasikan program pembangunan dan perbaikan irigasi untuk mendukung 2 juta hektare lahan pertanian, serta membangun 366 ribu kilometer jalan produksi desa guna mempercepat distribusi hasil panen ke pasar.
Gibran turut menyoroti pentingnya penguatan teknologi, riset, penyimpanan, hingga pengolahan hasil pertanian sebagai bagian dari hilirisasi. Salah satu contoh nyata yang dikemukakan adalah pengolahan tebu menjadi bioetanol dan bioavtur sebagai sumber energi alternatif yang ramah lingkungan.
Tak hanya itu, ia menekankan langkah konkret pemerintah dalam mendukung petani, di antaranya penyederhanaan distribusi pupuk subsidi dan pemangkasan regulasi.
“Distribusi pupuk kita sederhanakan, 145 regulasi dipangkas, supaya lebih dari 14,9 juta petani bisa lebih mudah mengakses pupuk bersubsidi,” tutupnya.