Ada Lumbung Padi ‘Leuit’ di Komplek Pemerintah Kabupaten Bekasi: Bukan Sebuah Mistis tapi Ikon Simbol Ciri Daerah Agraris

Lumbung Padi di Komplek Kantor Pemkab Bekasi.

Lumbung Padi ‘Leuit’ di Komplek Pemerintah Kabupaten Bekasi (Pemkab Bekasi) disebut-sebut menjadi misteri.

Hal itu dikatakan sebuah akun channel youtube bernama Wacana Nusantara, ia memposting yang berjudul ‘Misteri Lumbung Tua di Bekasi’.

Akun ini bernarasikan, Leuit atau lumbung padi merupakan bangunan tempat penymipanan padi di Tatar Sunda.

“Leuit yang ada di sekitar kawasan perkantoran Pemda Bekasi sampai hari ini belum bisa dipindahkan, yang diyakini masyarakat bahwa leuit tersebut dijaga yang gaib….ini mistis. Leuit tersebut merupakan peninggalan warga, karena memang kawasan perkantoran tersebut dulunya merupakan pemukiman warga,” tulisnya.

Namun, Lumbung Padi tersebut yang sudah lama berdiri ini dipastikan tidak ada kaitanya dengan sebuah mitos atau mistis. Disampaikan Wakil Ketua Umum Dewan Kebudayaan Daerah Kabupaten Bekasi, Ahmad Djaelani, ia menjelaskan Lumbung Padi ini murni buatan manusia.

“Adanya Leuit (Lumbung Padi) di Komplek Pemkab Bekasi itu, sebenarnya tidak ada hubungannya dengan mitos dan hal mistis, itu murni buatan manusia. Termasuk, cerita leuit itu bisa terbang hoaks,” katanya dalam keterangan tertulis kepada redaksi.

Lebih lanjut, kata Djaelani, berdasarkan informasi yang dihimpun dari para sesepuh dan tokoh, cerita tentang adanya Leuit itu dimulai saat ditetapkannya wilayah Desa Sukamahi jadi pusat Pemerintahan Kabupaten Bekasi di tahun 2000 awal.

“Saat itu banyak aspirasi yang muncul dari masyarakat. Dalam suatu kesempatan Pak Bupati Bekasi saat itu Pak Wikanda berdialog dengan para tokoh dan warga setempat. Lalu Pak Wikanda menyampaikan agar wilayah Cikarang Pusat khususnya, Desa Sukamahi yang berbudaya agraris (pertanian) agar ada ikon simbolnnya yang dilekatkan di area Pemkab Bekasi,” katanya.

“Kemudian para tokoh termasuk Kepala Desa Sukamahi saat itu bersepakat tentang Leuit dan alat alat-pertanian yang dijadikan simbolnya,” sambungnya

Tak hanya itu, termasuk pohon besar di belakang Kantor DPRD Kabupaten Bekasi yang dipagar dibalut bendera merah putih itu bagian dari penyelamatan simbol yang ada sebagai ciri daerah agraris tadi.

“Kalau dari cerita para tokoh, itu permintaan Pak Bupati Wikanda juga, nanyain itu yang di belakang pohon apa? Dijawab oleh tokoh “pohon ki sepat”. Kalau bisa itu pohon jangan digusur harus diselamatkan,” bebernya.

Terkahir, Djaelani berharap di tengah era ketahanan pangan yang digaungkan oleh Pemerintah Pusat saat ini, simbol Leuit dan Pohon Ki Sepat tersebut bisa jadi pengingat bagi seluruh stakeholder Kabupaten Bekasi untuk pentingnya menjaga ekosistem, lingkungan, dan keseimbangan alam Bekasi.

Sekedar informasi, Lumbung padi adalah untuk menyimpan dan mengeringkan padi yang telah dipanen. Lumbung padi berfungsi untuk menyimpan hasil panen padi, menjaga ketahanan pangan, dan juga bisa berfungsi sebagai tempat pengawetan bahan pangan. 

Sedangkan Leuit merupakan sejenis bangunan penyimpan padi yang terdapat di daerah pedesaan Sunda dan Baduy yang termasuk Warisan Budaya Takbenda Indonesia. Secara tradisional, leuit dibangun dari balok-balok kayu dan dilapisi oleh anyaman bambu, dengan kapasitas penyimpanan hingga tiga ton padi.

Tutup