Penemuan Pintu Air di Tambun Bekasi Bukan Era Pemerinah Kolonial Belanda Tapi Era Orde Baru
Belum lama ini, viral sebuah video yang memperlihatkan saluran air (irigasi) kuno di wilayah Tambun, Kabupaten Bekasi sebut peninggalan era Pemerintah Belanda alias kolonial.
Dalam postingan akun bernama @jonadanjidan di TikTok, meski hingga kini belum ada data valid yang memastikan tahun pembangunannya atas viralnya video tersebut.
Namun, Ketua Tim Pendaftar Cagar Budaya (TCB) Kabupaten Bekasi, Agah Handoko, membantah hal itu peninggalan zaman era Kolonial, dikatakan dia, bahwa pintu air irigasi yang ditemukan saat pembongkaran bangunan liar di Jalan Raya Sumberjaya Kecamatan Tambun Selatan, bukan peninggalan era kolonial Belanda.
Lebih lanjut, Agah menjelaskan, berdasarkan hasil peninjauan serta analisis peta irigasi era Belanda, tidak ditemukan adanya saluran irigasi yang dibangun pada masa itu di wilayah Jalan Raya Sumberjaya.
“Dalam peta kolonial Belanda tidak ada irigasi di situ. Selain itu struktur batu bata dan besi masih terlihat muda,” kata Agah dalam keterangan tertulisnya kepada redaksi pada Selasa (6/5/2025).
@mujozone_ Hihihi… biarkan air mengalir sampai jauh #tambun #bekasi #jawabarat
Agah juga bilang ini sebagian besar pembangunan saluran irigasi pada masa tersebut difokuskan untuk pengairan sawah di wilayah Tambun, yang merupakan bagian dari proyek saluran irigasi Tarum Barat—sekarang dikenal sebagai Sungai Kalimalang.
Kata dia lagi, Agah menyebut peninggalan pintu irigasi itu sekitar pada 1967 era Orde Baru saat Presiden Soeharto, saluran air Tarum Barat mulai dibangun untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat serta mengairi area persawahan.
“Kalimalang dibangun di era Soekarno dan diresmikan Soeharto 1967. Saluran air yang diperuntukkan untuk konsumsi air minum warga Jakarta dan pengairan persawahan. Ini membuat banyak saluran irigasi lebih kecil dibuat sepanjang alirannya, salahsatunya kali irigasi di Desa Sumberjaya,” terangnya.
Dengan demikian, Agah meminta masyarakat tidak mudah percaya informasi yang belum terverifikasi, terutama di media sosial. Ia berharap warga tidak lagi menyebarkan narasi keliru tentang pintu air tersebut sebagai peninggalan zaman Belanda.
“Saya berharap netizen dapat menghentikan penyebaran video maupun foto pintu air Sumberjaya Tambun Selatan dengan narasi sebagai pintu air purba dan pintu air peninggalan jaman kolonial Belanda. Media online juga saya berharap tidak sembarangan mengutip konten dari media sosial tanpa klarifikasi dahulu,” tambah Agah.
Meski begitu, Agah tetap mengapresiasi kepedulian masyarakat terhadap temuan tersebut. Menurutnya, ini menunjukkan antusiasme warga terhadap pelestarian sejarah. “Walaupun dengan narasi yang keliru saya mengapresiasi warga Kabupaten Bekasi peduli akan peninggalan bangunan bersejarah yang berpotensi menjadi cagar budaya,” pungkasnya.