Perbedaan Warga Asli dan Pendatang Buka Puasa di Qatar
Sebuah video yang diunggah oleh kreator TikTok asal Indonesia yang tinggal di Qatar, @andreana.mohammed, menjadi viral di media sosial karena memperlihatkan pemandangan kontras antara warga asli Qatar dan para pendatang saat menjelang waktu berbuka puasa di negara kaya tersebut.
Video yang diunggah pada Selasa, 11 Maret 2025, ini memicu berbagai komentar dan diskusi di kalangan warganet.
Dalam video tersebut, terlihat antrean panjang para pendatang yang menunggu giliran untuk mendapatkan makanan berbuka.
Sementara itu, warga lokal Qatar tampak berkumpul bersama keluarga dan kerabat mereka di tempat-tempat eksklusif, bahkan menggunakan mobil-mobil mewah hingga menjelang waktu sahur.
Sang kreator menjelaskan bahwa sebenarnya para pendatang di Qatar mampu membeli makanan sendiri, namun kebiasaan selama Ramadan di negara tersebut memang memperlihatkan banyaknya “Qatari house” yang bersedekah dengan memberikan makanan dan uang kepada pendatang yang membutuhkan.
Hal ini sejalan dengan tradisi berbagi dan kedermawanan yang dipegang kuat oleh warga lokal Qatar selama bulan suci.
“Sebenarnya para pendatang juga itu mampu kok makan beli sendiri, cuma kebiasaan aja kalau Ramadan banyak Qatari house yang sedekah saat berbuka kasih makanan + uang,” jelas sang kreator.
Video ini juga memancing berbagai komentar dari warganet. Salah satu komentar yang menarik berbunyi, “Kemarin sempat kepikiran juga, orang Qatar zakat fitrahnya ke siapa? Tidak ada orang miskin di sana.”
Hal ini menunjukkan kekaguman sekaligus kebingungan warganet mengenai kesejahteraan yang merata di negara kaya tersebut.
Komentar lain menyatakan, “Lah kirain Qatar gak ada kayak gini, katanya semua makan gratis di Mall, semua pake Lamborghini & Ferrari, mana yang bener?”
Kreator tersebut kemudian menjawab, “Yang semua pakai mobil sport dan semua gratis itu warlok alias warga berpassport Qatar. Kalau pendatang ya nggak lah.”
Video ini mengungkapkan adanya perbedaan nyata dalam gaya hidup dan perlakuan sosial antara warga asli Qatar dan para pendatang yang tinggal di negara tersebut.
Namun, di balik perbedaan tersebut, terlihat pula tradisi kedermawanan dan kemurahan hati dari para warga lokal yang kerap membagikan makanan dan bantuan kepada para pendatang selama Ramadan.
Fenomena ini tentu menarik perhatian banyak pihak dan menjadi bukti nyata bagaimana kehidupan di negara kaya seperti Qatar dapat memperlihatkan sisi humanis dan kontras sosial yang mencolok.
Apakah fenomena ini akan terus berlangsung atau mengalami perubahan seiring waktu? Hanya waktu yang akan menjawabnya.
Sumber: lambeturah.co.id