Siram Air Keras ke Ibu dan Anak, Korps HMI Wati Bekasi Buka Suara

Korps HMI Wati Cabang Bekasi, FOTO: Istimewa.

BEKASI – Nasib tragis menimpa SHD (25), perempuan asal Sukatani, Kabupaten Bekasi yang harus menjadi korban kebiadaban sang suami, Kenji (26) yang tanpa pikir panjang tega menyiramkan air keras.

Peritiwa tersebut pada Senin, (20/6/2022) sekitar pukul 03.00 WIB, pelaku yang tengah emosi tiba-tiba mendobrak pintu rumah korban. Saat itu Ibu mertua berinisial SH (57), SHD, dan anak korban, R (2) sedang tidur.

Diketahui, motif Kenji melakukan tindakan biadab terhadap ketiga korban orang itu, tak ingin diceraikan oleh SHD yang mungkin sudah capek akan kelakuannya yang kerap kali mabuk-mabukan namun tak berpenghasilan.

Ketua Korps HMI Wati Cabang Bekasi Syarah Amalia geram adanya peristiwa tersebut, Dirinya mendesak pelaku ditangkap. Sebab menurutnya sikasaan yang menimpa sang anak oleh Ayahnya ini perbuat tak seharusnya dilakukan.

“Untuk pelaku saya harap segera ditangkap dan di bawa ke ranah hukum, Karena ini bukan hanya permasalahan kedua pasang melainkan Hak anak yang seharusnya mereka mendapatkan ke hangatan tumbuh kembang dalam keluarga bukan mendapatkan siksaan dari sang ayah,” kata dia, Kamis (23/6/2022).

Menurut Syarah, Hal ini menjadi dampak buruk bagi psikis terhadap anak saat pertumbyhan ketika dewasa nanti.

“Karena biar bagaimanapun ini, berdampak buruk untuk psikis anak ketika dia sudah tumbuh dewasa nanti dan akan menjadi trust issu yang buruk untuk perkembangan anak,” katanya.

Masih kata Syarah, ia menjelaskan tentang mental seorang laki-laki jika tak siap untuk menikah untuk berumah tangga sebaiknya dibangun kesiapan mentalnya terlebih dahulu.

“Kalo menurut saya, kesiapan Mental dari laki-laki nya untuk membangun sebuah rumah tangga belum siap, makanya emosional nya memuncak ketika sang istri menggugat dia cerai padahal itu sudah hak istri Karna sama sekali tidak mendapatkan hak nya sebagai seorang istri,” bebernya.

Pimpinan Kohati Bekasi ini, menyarankan pentingnya untuk setiap pasangan sebelum mereka menikah, untuk saling mengenal kesiapan mental dari setiap pasangannya.

“Coba belajar dulu, seperti mengikuti seminar-seminar pra nikah atau Education parenting, Karna itu berpengaruh untuk mengontrol emosional seseorang sehingga bisa bekerja sama dalam membangun rumah tangga,” saranya dia.

Sementara terpisah dikutip JPNN, Kapolres Metro Bekasi Kombes Gidion Arif Setyawan mengatakan polisi saat ini tengah mengejar pelaku.

“Pelaku belum dapat, tetapi kami sudah terus lakukan pengejaran sampai dapat itu, harus,” kata Gidion kepada wartawan, Rabu (22/6/2022).

Gidion pun menyarankan Kenji untuk lebih baik menyerahkan diri kepada pihak kepolisian. “Iya kalau dia menyerahkan diri bagus, kalau enggak ya jangan salahkan kami kalau kami bertindak keras karena dia berusaha menghindar dari perbuatan pidananya,” ujar Gidion.

“Anda bisa lari, tetapi anda tidak bisa bersembunyi,” sambung Gidion.

Reporter: Dezia

Editor: Wilujeng Nurani

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup