Viral Video Dugaan Perselingkuhan Manajer Maskapai dengan Pramugari

Tangkapan layar.

Sebuah video yang menampilkan rekaman CCTV dan narasi dugaan perselingkuhan kembali viral di media sosial. Video tersebut diunggah oleh seorang perempuan yang mengaku sebagai istri sah dari pria yang diduga terlibat dalam perselingkuhan tersebut.

Dalam video yang beredar, sang istri memperlihatkan rekaman CCTV yang diklaimnya sebagai bukti dugaan perselingkuhan antara seorang manajer maskapai dengan seorang pramugari bernama EXY Dwi Lestari. Ia menyebut bahwa rekaman itu diambil pada 3 Oktober 2025.

“Ini video tanggal 3 Oktober 2025. EXY Dwi Lestari seharusnya report, tetapi saat jadwal tugas justru datang ke apartemen kangsu. Banyak alasan yang dia sampaikan ke orang-orang, seperti ‘emergency call’ atau ‘mengantar makanan untuk Captain’,” tulis sang istri dalam narasinya.

Ia juga mengklaim bahwa salah satu pramugari lainnya sempat terkena sanksi grounded selama satu bulan karena dianggap membantu dirinya, padahal saat itu ia dan anaknya mengikuti EXY dari bandara hingga ke apartemen tujuan.

“Konon sampai EXY membuat laporan polisi terhadap saya karena lagi-lagi ketahuan berada di apartemen tersebut. Saya diam belakangan ini karena menghargai proses hukum yang masih berjalan,” lanjutnya.

Suami Bantah Tuduhan Perselingkuhan

Sementara itu, pihak suami yang disebut-sebut sebagai manajer maskapai membantah seluruh tuduhan perselingkuhan tersebut. Ia menegaskan tidak memiliki hubungan khusus sebagaimana yang dituduhkan.

“Sampai terakhir pun, papa dari anak saya masih menyangkal hubungannya dengan EXY. Sampai mengucap ‘lillahita’ala’ dan ‘demi Allah saya tidak pacaran, tidak punya pikiran untuk menikah lagi atau akan menikah dengan EXY Dwi Lestari’,” ujar sang istri mengutip pernyataan suaminya.

Belum Ada Pernyataan Resmi dari Maskapai

Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak maskapai tempat keduanya bekerja. Proses hukum yang disebutkan pihak istri juga masih berlangsung, sehingga kebenaran dugaan tersebut belum dapat dipastikan.

Pihak terkait maupun publik diminta menunggu klarifikasi resmi untuk menghindari penyebaran informasi yang belum terverifikasi.

Tutup