Harga Bitcoin kembali anjlok
Harga Bitcoin kembali anjlok, jatuh di bawah US$107.000 (Rp1,77 miliar) menjelang akhir pekan. Menanggapi situasi ini, analis Reku, Fahmi Almuttaqin, menilai penurunan ini dipicu oleh ketegangan perang dagang Tiongkok-AS.
Menurut data CoinMarketCap, hingga siang ini, Jumat, 17 Oktober, Bitcoin berada di bawah US$105.000, atau sekitar Rp1,74 miliar.
“Aset kripto lainnya seperti Ethereum (ETH), XRP, dan Solana (SOL) mengalami koreksi yang lebih dalam, dengan Solana mengalami penurunan terdalam, anjlok lebih dari 4% dalam 24 jam terakhir,” ujar Fahmi dalam sebuah pernyataan.
Fahmi menyatakan bahwa kinerja Bitcoin tersendat karena ketersediaan likuiditas global. Ketika suku bunga turun tanpa ekspansi neraca The Fed, harga Bitcoin cenderung tertahan karena aliran dolar ke pasar aset berisiko belum dimulai, meskipun kondisi secara keseluruhan bullish.
Di tengah tekanan ini, The Fed dapat melonggarkan kebijakannya kembali jika tekanan pendanaan meningkat. Jika itu terjadi, Bitcoin berpotensi rebound ke kisaran US$120.000-130.000 (Rp1,99-2,15 miliar) untuk sisa tahun ini, selama data inflasi dan kondisi sistem keuangan mendukung,” pungkasnya.