OPINI: Kemerdekaan adalah Amanat

Aboy Maulana (Bendahara DPD PAN Kabupaten Bekasi).

BERBICARA tentang Hari Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia, tentunya tidak akan pernah lepas dari kegetiran dan kesengsaraan masa lalu. Masa dimana negeri ini berada dalam cengkraman penjajah. Penindasan terjadi dimana-mana, darah tertumpah di seantero nusantara. Kerja paksa kerap jadi jalan untuk meraih banyak keuntungan. Penjajah memiliki kekayaan melimpah sementara pribumi hidup bermandi keringat dan tetesan darah.

Posisi penjajah kian pongah, sementara pribumi pemilik asli setiap jengkal tanah tidak memiliki kuasa apa-apa. Hanya satu yang ada dalam pikiran setiap rakyat masa itu yaitu bagaimana caranya lepas dari penjajahan. Berbagai cara akan ditempuh, siap berkorban tenaga, harta bahkan nyawa sekalipun. Semua dilakukan demi satu kata “kemerdekaan”.

Para pejuang berjuang tampa pamrih, tanpa mengharap imbalan ataupun tanda jasa. Para pahlawan bertempur, rela mengorbankan segalanya demi kemerdekaan tanpa berharap menikmati kemerdekaan itu sendiri. Mereka berjuang dan berkorban hanya untuk generasi mendatang. Generasi setelah mereka yang diharapkan dapat mempertahankan, mengisi sekaligus menjadikan kemerdekaan lebih bermakna.

Meminjam kata Komaruddin Hidayat, Negara ini bukan warisan, tetapi amanat. Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat berdiri sebagai negara yang merdeka dan berdaulat berkat perjuangan para pendahulu. Mereka tidak berniat sedikit pun mewariskan kemerdekaan dan negara ini kepada kita generasi masa kini. Akan tetapi, pada hakikatnya mereka hanya memberikan estafet sebagai amanat yang harus diemban dengan baik oleh generasi setelahnya.

Dengan demikian, jika kemerdekaan yang kita nikmati pada masa sekarang ini adalah amanat maka tiap individu bangsa ini fardu ain untuk menjaga amanat tersebut dengan baik. Setiap orang yang mengaku orang Indonesia maka wajib baginya menjalankan amanat tersebut sesuai harapan orang yang mengamanatkan.

“Indonesia adalah entitas dan cita-cita mulia dan bayangan masa depan yang harus diperjuangkan dan diwujudkan, bukan warisan masa lalu yang telah jadi dan selesai.” (Komaruddin Hidayat, Ungkapan Hikmah, 2013: 259).

Lebih lanjut, Komaruddin Hidayat menjelaskan bahwa Indonesia adalah sebuah konsep negara yang tidak pernah usai. Sebuah konsep yang masih berada dalam proses dan bukan sesuatu yang sudah jadi. Konsep yang mengajarkan kontiunitas proses demi mewujudkan hasil yang luar biasa. Kontiunitas proses yang diberikan secara estafet dari generasi ke generasi. Begitupun dengan kita pada masa sekarang ini termasuk generasi yang menerima estafet tersebut.

Adalah tantangan bagi kita generasi yang diserahi amanat mulia kemerdekaan ini untuk terus menjaga kontiunitas proses agar tidak mandek dan berhenti. Jika mandeg apalagi berhenti maka kemerdekaan lambat laun bisa menghilang. Jika kemerdekaan hilang dari sebuah negeri maka alamat negeri tersebut akan mengalami kehancuran. Negari-negeri yang tidak mampu mempertahankan, menjaga amanat kemerdekaan, sekaligus tidak mampu melanjutkan kontiunitas proses membangun dalam bentuk apa pun akan hilang dari peradaban.

Kemerdekaan bukan warisan yang harus dinikmati secara berlebihan, bukan pula sesuatu yang harus dihamburkan-hamburkan secara mubazir. Namun, kemerdekaan adalah amanat yang mesti dijalankan dengan segala proses yang berkesinambungan secara tanggung jawab. Mengisi kemerdekaan dengan berbagai hal positif dan membangun, merawat dan menjaga segala hal yang telah ada dan telah dimiliki serta senantiasa memanfaatkan berbagai sumber kehidupan bangsa dan negara ini dengan amanah (jujur dan terpercaya) itulah hakikat tugas kita terhadap kemerdekaan.

Kemerdekaan bukanlah terminal akhir bagi perjalanan suatu bangsa, kemerdekaan bukan pula titik yang mengakhiri sebuah kata perjuangan bagi setiap warga negara. Akan tetapi, kemerdekaan adalah garis start dimana perjuangan itu kembali dimulai. Kembali berjuang dengan konteks yang sesuai dengan zaman. Berjuanglah terus demi kemerdekaan negeri ini karena kemerdekaan adalah amanat bagi setiap orang yang mengaku “saya Indonesia!” Wallahu ‘Alam.

Penulis: Aboy Maulana (Bendahara DPD PAN Kabupaten Bekasi)

Berita Lainnya

Tutup