800 tenaga pendidik dari berbagai penjuru Indonesia berkumpul di Banyuwangi

Rangkaian acara TPN XII cukup beragam, mulai dari kelas pendidik, kelas pemimpin, diskusi terfokus, debat pendidikan, hingga pameran karya dan pasar inovasi pendidikan. Para peserta juga mendapat pemaparan langsung dari sejumlah tokoh pendidikan, seperti Kepala BBGTK Jatim Abu Khaer, perwakilan BPMP Al Badrotus Tsaniyah, serta Ketua Kampus Guru Cikal Marsaria Primadona.

Lebih dari 800 tenaga pendidik dari berbagai penjuru Indonesia berkumpul di Banyuwangi dalam ajang nasional Temu Pendidik Nusantara (TPN) XII yang berlangsung selama tiga hari, 8–10 Juli 2025. Forum pendidikan tahunan ini tidak hanya menjadi wadah berbagi inovasi, namun juga momentum penting bagi para guru, kepala sekolah, dan pengawas untuk merumuskan aksi nyata pendidikan dalam merespons krisis iklim global.

Mengangkat tema “Iklim Pendidikan dan Pendidikan Iklim”, TPN XII menjadikan Banyuwangi sebagai laboratorium terbuka gagasan lintas daerah. Para pendidik tidak hanya membahas kualitas pembelajaran di sekolah, tapi juga menempatkan isu lingkungan sebagai pusat strategi pendidikan nasional.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas yang membuka langsung acara ini menegaskan pentingnya transformasi sekolah menjadi pusat edukasi lingkungan hidup.

“Pendidikan kita harus berpihak pada keberlanjutan. Para guru perlu mendorong kesadaran ekologis sejak dini kepada siswa, mulai dari pengelolaan sampah, mitigasi bencana, hingga gaya hidup ramah lingkungan,” ujar Ipuk, Rabu (9/7/2025).

Menurutnya, Banyuwangi telah menjadi contoh penerapan ekopedagogi melalui sejumlah program inovatif. Di antaranya Sekolah Asuh Sungai, yang mendorong siswa terlibat langsung merawat sungai di sekitar lingkungan sekolah dan rumah. Program ini telah menyentuh 65 dari 68 aliran sungai di kabupaten tersebut.

Ada pula program Sekolah Asuh Siaga Bencana, serta Sekolah Asuh Sister Say, sistem terpadu pertanian dan perikanan sederhana yang ditanamkan di lingkungan sekolah untuk memperkuat ketahanan pangan keluarga.

Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, Suratno, mengatakan TPN XII diikuti 885 peserta dari berbagai jenjang pendidikan—dari TK hingga SMA/SMK—dan dari berbagai kota seperti Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, hingga Jember.

“Kegiatan ini menciptakan ruang kolaborasi antarguru agar bisa saling menginspirasi dan menularkan praktik baik dari sekolah masing-masing. Inilah bentuk konkret peningkatan mutu pendidikan berbasis komunitas,” kata Suratno.

Rangkaian acara TPN XII cukup beragam, mulai dari kelas pendidik, kelas pemimpin, diskusi terfokus, debat pendidikan, hingga pameran karya dan pasar inovasi pendidikan. Para peserta juga mendapat pemaparan langsung dari sejumlah tokoh pendidikan, seperti Kepala BBGTK Jatim Abu Khaer, perwakilan BPMP Al Badrotus Tsaniyah, serta Ketua Kampus Guru Cikal Marsaria Primadona.

Dengan latar alam Banyuwangi yang kental nuansa ekologis, forum ini menjadi pengingat bahwa masa depan pendidikan tak bisa dilepaskan dari masa depan bumi. Pendidikan yang adaptif terhadap perubahan iklim kini bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan.

Tutup