Blok M Kembali Berjaya: Anak Muda Banyak Sambangi Kuliner
Lima tahun lalu, Blok M seperti kehilangan napasnya. Banyak toko tutup, lalu lintas pengunjung sepi. Tapi kini? Jalanan di sekitarnya hidup lagi. Akhir pekan selalu ramai. Nongkrong di Blok M kembali jadi tren, dan anak muda dari berbagai penjuru Jakarta menjadikannya destinasi hangout favorit.
Apa yang bikin Blok M kembali berjaya? Jawabannya adalah kombinasi dari pengembangan kota, pergeseran gaya hidup urban, dan kemampuan kawasan ini membaca ulang potensinya.
Lebih lanjut, inilah beberapa hal yang mengembalikan kejayaan Blok M:
1. Aksesibilitas
Meskipun sebelumnya sudah ada TransJakarta dan bus kota, namun hadirnya MRT Jakarta memudahkan orang mencapai dan berinteraksi dengan kawasan ini.
Anak muda dari berbagai penjuru Jakarta kini bisa tiba di Blok M dengan cepat, nyaman, dan bebas macet. Dulu, ke Blok M itu identik dengan macet dan susah parkir. Sekarang, cukup naik MRT.
Blok M juga menjadi titik pertemuan strategis otomatis menjadi lokasi favorit untuk janjian atau titik keberangkatan/kedatangan, karena aksesnya sangat efisien. Ini mendorong kunjungan spontan dan frekuensi hangout.
2. Transformasi kuliner kekinian
Blok M berhasil juga menjadi destinasi kuliner. Tak hanya kuliner lokal dan tradisional yang sudah eksis sejak lama, melainkan juga makanan dan minuman kekinian. Sehingga pengunjung tak kehabisan pilihan. Variasi kulinernya banyak, mulai dari jajanan receh hingga mewah.
Ditambah, sekarang tempat makan tak cuma jual rasa, tapi juga pengalaman dan estetika. Ada banyak kafe, restoran, hingga bar dengan konsep menarik yang cocok untuk ngopi santai, kerja, atau selfie. Misalnya Love Cheese, I AM Renald, Ayam Sambel Melawai, Scarlett Blok M, Maiku, dan lain sebagainy.
Dibandingkan area hangout lain di Jakarta Selatan, Blok M menawarkan rentang harga yang lebih ramah di kantong, membuatnya lebih inklusif. Selain itu, peran influencer yang membuka usaha dan review kuliner di Blok M juga mendorong lebih banyak pengunjung. Konten-konten kuliner viral dan membuat banyak orang penasaran.
3. Daya Tarik Nostalgia dan Vibes Vintage yang Otentik
Yang belum banyak orang tahu, Blok M adalah tempat kelahiran berbagai subkultur urban sejak 80-an hingga sekarang. Dari musisi indie, skena skateboard, hingga komunitas anime dan cosplay semua pernah tumbuh dari sini. Nuansa nostalgia ini masih terasa kuat hingga hari ini. Misalnya di kawasan pertokoan Melawai dan lorong yang sekarang bernama Blok M Hub.
Blok M menawarkan karakter yang berbeda. Bangunan lama, ruko-ruko khas, dan suasana jalanan yang tidak terlalu mewah justru menjadi daya tarik tersendiri. Banyak anak muda yang mencari tempat dengan cerita, vibes vintage, dan spot foto yang unik.
Ada perpaduan antara keramaian pasar tradisional, toko-toko unik seperti Motion Studio Asia, Paddy, Photodump Hotel, hingga flea market di Blok M Square yang memberikan pengalaman berbelanja yang berbeda dan lebih bervariasi.
4. Pusat komunitas dan kreativitas
Blok M telah menjadi semacam ruang sosial terbuka bagi berbagai komunitas dan individu kreatif. Tak cuma ada kuliner viral, namun juga toko musik dan buku independen, taman, ruang bermain, tempat ibadah, toko kaset, barbershop klasik, lapak buku indie, hingga creative space untuk event semuanya ada di dalam radius jalan kaki.
Yang menarik, banyak event komunitas, dari zine fest, vinyl swap, konser, sampai pameran fotografi rutin digelar di Blok M. Atmosfernya yang tidak terlalu formal mendorong interaksi dan kolaborasi antar komunitas, dari seni, musik, hingga hobi.
Jadi, keramaian Blok M saat ini adalah hasil dari sinergi antara infrastruktur transportasi yang superior (MRT), adaptasi dan diversifikasi penawaran (terutama kuliner dan lifestyle), serta daya tariknya yang unik sebagai kawasan dengan vibes nostalgia namun tetap relevan dengan tren kekinian anak muda.